East Kutai Regency Library and Archives Office Successfully Presents a Librarianship Seminar with the Theme of Library Development Strategy in the Digital Era in 2024 In its efforts to continue developing the library world in the digital era, the East Kutai Regency Library and Archives Office successfully presented a librarianship seminar in 2024. The seminar aimed to discuss library development strategies amid the rapid development of digital technology. East Kutai Regency Library and Archives Office's Efforts in Presenting a Librarianship Seminar This librarianship seminar is one of the steps taken by the East Kutai Regency Library and Archives Office in responding to the challenges and opportunities that exist in the digital era. This seminar was held with the theme "Library Development Strategies in the Digital Age" which is very relevant to the development of increasingly sophisticated information and communication technology. The seminar was attended by figures related to the field of libraries and librarianship, such as representatives from the Regent of East Kutai (Drs. H. Sudirman Latif, S.H., M.Si, Universities, as well as other related parties. Seminar participants consisted of stakeholders in library development in East Kutai Regency. Raising Current Issues Related to Library Development in the Digital Era This seminar raised current issues related to library development in the digital era. One of the issues discussed was how libraries can adapt to the development of digital technology in providing wider and faster access to information to the community. In this seminar, the presenters explained that library development in the digital era must also pay attention to aspects of data protection and information security. The existence of libraries in the digital era must continue to provide reliable services and prioritize user privacy. In addition, library development strategies were also developed to expand access to people who do not have internet access. The seminar also presented efforts to encourage digital inclusion so that all levels of society can benefit from libraries in the digital era. The seminar also discussed collaboration between libraries and related parties, such as the government, universities, and other communities. This collaboration is key in developing libraries in the digital era, where all parties share knowledge and experience to achieve the same goal. In this seminar, many innovations and new ideas were generated to optimize library development in the digital era. Seminar participants can learn from experiences and practices that have been successfully implemented in various regions. Through this librarianship seminar, the East Kutai Regency Library and Archives Office succeeded in providing an ideal platform for stakeholders in library development in the digital era. It is hoped that with this seminar, library development can continue to grow and provide greater benefits to the community. Conclusion In order to face the development of digital technology in this modern era, the East Kutai Regency Library and Archives Office organized a librarianship seminar with the theme "Library Development Strategy in the Digital Age". This seminar successfully presented figures related to the field of libraries and librarianship, and discussed current issues related to library development in the digital era. Through this seminar, it is hoped that library development in East Kutai Regency can continue to grow and provide greater benefits to the community.
Sangatta – Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispsip) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) H Akhmad Zais mengaku jika saat ini sejumlah Perpustakaan yang ada di Kecamatan dan Desa di Kutim, dipandang perlu untuk meningkatkan sarana prasarananya, terutama dalam hal meningkatkan minat baca masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki Dispusip Kutim, jumlah buku di sejumlah perpustakaan di beberapa UPT Perpustakaan di Kecamatan hingga ke Desa-Desa, masih mengalami kekurangan stok Buku-buku. “Masih kurang, karena rata-rata buku yang ada merupakan buku yang sudah lama,” Kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispsip) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) H Akhmad Zais saat ditemui di Ruang Kerjanya beberapa waktu yang lalu. Karena itu, dirinya mengaku jika pihaknya juga sudah melakukan pendataan terkait kekurangan buku-buku yang ada di setiap UPT Perpustakaan maupun di Perpustakaan Desa dibawah naungan UPT Kecamatan. “Kalau pendataan bukunya kami sendiri yang langsung melakukan pendataan sesuai dengan kondisi di lapangan, kalau untuk daerah perkotaan untuk pengadaan bukunya umum, tapi kalau di desa pengadaan bukunya lebih di utamakan ke pengembangan ilmu pengetahuan semisal bagimana cara menanam sawit dan buku-buku terkait pertanian dan peternakan,” Tuturnya Dijelaskannya, untuk saat ini jumlah Perpustakaan yang ada di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 18 Perpustakaan yang terbagi kedalam 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Seperti UPT Sangatta membawahi, Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Bengalon dan Rantau Pulung. Sementara UPT Sangkulirang membawahi Kecamatan Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, dan Karangan, Kaubun. Sedangkan UPT Muara Wahau membawahi Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng, dan Tellen. Selanjutnya UPT Muara Bengkal membawahi Kecamatan Muara Bengkal, Muara Ancalong, Batu Ampar, Long Mesangat, dan Busang. “Dari ke 4 UPT yang membawahi beberapa kecamatan tersebut, masing-masing Kecamatannya masih membawahi beberapa Perpustakaan di Desa. Seperti UPT Muara Bengkal membawahi 18 perpustakaan Desa, UPT Muara Wahau membawahi 15 Perpustakaan Desa, UPT Sangatta membawahi 10 Perpustakaan Desa, UPT Sangkulirang mebawahi 3 perpustakaan Desa,” Ungkap H Akhmad Zais (ADV/KE) https://kabaretam.comc/2022/11/01/dispusip-kutim-akui-perpustakaan-di-kecamatan-dan-desa-masih-kekurangan-buku/
Sangatta – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pada Kamis (10/11/2022) menggelar Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) bagi sejumlah admin di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Pencatatan Surat Se Kabupaten Kutai Timur. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Perkantoran Bukit Pelangi Sangatta. Acara tersebut dibuka langsung oleh Staf Ahli Masyarakat Admumham Setkab Kutim Roma Malau dan mengahadrikannarasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Sri Wulandari dan Tim, serta peserta Bimtek dari perwakilan masing – masing Organisasi Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemerintah Kutai Timur. Dalam kesempatan itu, Staf Ahli Masyarakat Admumham Setkab Kutim Roma Malau mengatakan kearsipan adalah dokumentasi informasi yang harus terjaga dengan baik pengelolaannya dan pengembangannya wajib dikembangkan di instansi OPD. “Jadi ini elemen penting secara garis besar sebagai bagian indikator yang harus dipenuhi dan dijalankan yakni SDM admin OPD dan pencatat surat sehingga mempercepat proses kearsipan terintegrasi dapat tuntas diselesaikan,”Ucapnya saat memberikan sambutan Adapun penggunaan aplikasi SRIKANDI sebagai aplikasi umum instansi pemerintah dinilai sebagai bentuk penguatan kualitas dalam bidang kearsipan serta mengoptimalkan dalam melindungi kepentingan hak data rakyat. “Mengingat pentingnya bimtek aplikasi SRIKANDI ini, kami minta agar peserta sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai kegiatan ini,” tegasnya. Sementara itu, Kabid Pembinaan Kearsipan Dispusip Kutim Yayu Eka Sari mengutarakan jika aplikasi SRIKANDI merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 dimana regulasinya diimplementasikan sebagai salah satu aplikasi umum yang telah ditetapkan oleh Kemenkominfo RI dan telah dikembangkan oleh ANRI untuk memenuhi kebutuhan pembuatan surat menyurat dan arsip elektronik secara online serta terintegrasi. “Jadi kami menginisiasi bimtek SRIKANDI untuk menyinergikan sekaligus mewujudkan reformasi birokrasi tata kelola pemerintah yang baik, efisien dan memberikan pelayanan prima. Jadi golnya para admin OPD dan pencatat surat bisa mempercepat kearsipan kedinasan sesuai target dalam pengambilan keputusan terbaik,” tegasnya. Sementara itu, Koordinator Kelompok Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Wilayah I Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Sri Wulandari memaparkan jika aplikasi SRIKANDI merupakan setiap informasi berbasis analog dan digital yang dapat terekam dengan baik sehingga nantinya akan menjadi bukti akuntabilitas dan memori kolektif bangsa. Untuk itu, kearsipan harus terus mengikuti perkembangan zaman dan melakukan perubahan utamanya dalam penerapan SPBE. “Memasuki era disruptif, kita dituntut melakukan perubahan yang cepat. Ini sebuah lompatan dalam kearsipan SPBE,” ujarnya. Sri Wulandari juga menerangkan bahwa aplikasi SRIKANDI pada dasarnya merupakan integrasi antara pengelolaan arsip dinamis secara instansional berbasis digital melalui aplikasi SIKD dan secara nasional pada kementerian lembaga dan pemerintah daerah. Menurutnya, pengelolaan arsip dibutuhkan arsiparis yang handal melalui uji kompetensi dan sertifikasi. “Aplikasi SRIKANDI sudah diberlakukan secara nasional dan mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,” urainya. (ADV) https://kabaretam.com/2022/11/10/dispusip-kutim-gelar-bimtek-sistem-informasi-kearsipan-dinamis-terintegrasi-srikandi/
SangattaSangatta – Meski zaman dan teknologi terus berkembang, bukan berarti mobil perpustakaan keliling yang sempat tenar pada masanya menjadi hilang. Hingga saat ini, Mobil Perpustakaan keliling milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kutim masih terus beroperasi dan menjadi garda terdepan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, baik mulai dari anak-anak hingga orang Dewasa. Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan, H Akhmad Zais mengatakan hingga saat ini ada tiga unit mobil perpustakaan keliling milik Dispusip Kutim yang setiap harinya berkeliling di Kota Sangatta untuk menjangkau sekolah-sekolah maupun di acara kampung-kampung dongeng. “Dalam satu minggu kadang full beroperasi, Kadang-kadang hari sabtu dan minggu harus kelapangan untuk menghadiri acara yang diselenggarakan kampung dogeng,” Kata H Akhmad Zais Menurutnya layanan perpustakaan keliling ini setiap harinya terkadang tidak menentu harus menjangkau wilayah mana saja. Pasalnya setiap harinya terkadang ada panggilan dari masyarakat yang membutuhkan. Sehingga harus di jadwal. “Kadang mereka yang undang kita untuk menghadiri acara mereka. Atau semisal ada kegiatan di Folder, di Folder kita datangi kesana atau semacam ada kegiatan pameran kita datangi juga. Jadi tidak menentu harus menjangkau wilayah mana saja setiap harinya. Cuman harus tetap di masukkan kedalam jadwal kita, tapi bisa berubah-ubah” Tuturnya Ditambahkannya, mobil perpustakaan keliling disiapkan oleh Dispusip Kutim bisa menjangkau pemukiman warga hingga ke gang – gang dan berjalan secara mobile. Adapun layanan yang disiapkan di mobil perpustakaan keliling ini diantaranya seperti buku, televisi, Audio untuk menayangkan film anak, serta memiliki jaringan internet. Lebih lanjut, H Akhmad Zais menambahkan namun yang menjadi permasalahan dalam pengoperasian mobil perpustakaan keliling saat ini adalah harga bahan bakar minyaknya yang sudah naik, sementara anggaran yang sudah disiapkan oleh Dispusip Kutim masih berpatokan pada harga yang lama, sehingga harus menyesuaikan dengan harga yang terbaru. “Memang ketika ada perubahan harga kita harus menyesuaikan harga, cuman uangnya tetap liternya pasti berkurang, jadi otomatis jika seandainya mobil perpustakaan bisa berkeliling 7 kali dalam satu minggu, mungkin bisa berkurang hanya 6 kali.” Tutupnya (ADV/KE) https://kabaretam.com/2022/11/02/tingkatkan-minat-baca-mobil-perpustakaan-dispusip-kutim-tiap-hari-keliling-sangatta/
Senin, 5 Desember 2022, Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan (Dispusip) Kutai Timur luncurkan perpustakaan digital diberi nama iKutim. Pada acara peluncuran aplikasi perpustakaan digital tersebut bersamaan dengan Pelantikan Pengurus GPMB (Gerakan Permasyarakatan Minat Baca) Kabupaten Kutai Timur. Kedua acara yang diadakan Dispusip Kutai Timur dilaksanakan di Aula Gedung Wanita Bukit Pelangi. Aplikasi perpustakaan digital iKutim merupakan hasil kerja sama yang dilakukan dengan Aksaramaya. Aplikasi iKutim diluncurkan oleh Bupati Kutai Timur yaitu Drs. H. Ardiansyah Sulaiman, M. Si. Melalui peluncuran aplikasi iKutim ini, tentunya masyarakat secara umum akan semakin mudah untuk memilih dan mendapatkan buku bacaan yang diinginkan dan meningkatkan minat baca masyarakat Kutai Timur. Turut hadir pada acara peluncuran aplikasi iKutim tersebut di antaranya Kadis Perpustakaan Provinsi Kaltim H. M. Syafranuddin, MM, Kepala DISPUSIP Kutai Timur Ayub, SE., M. Si, Ketua GPMB Provinsi Kalimantan Timur Syafrudin Pernyata, Ketua GPMB Kutai Timur Nurul Mutia Karim dan Direktur Aksaramaya Sulasmo Sudharno. Selain itu, puluhan perwakilan siswa SD, SMP, dan SMA yang ada di Sangatta Utara dan Selatan, para guru serta perwakilan STIPER, STAIS,STENUS dan Komunitas Literasi seperti Akbar Pabtus, Kampung Dongeng, Kampus Cerita, dan sebagainya turut meramaikan acara. Ardiansyah Sulaiman selaku Bupati Kutai Timur (Kutim) dalam sambutannya mengatakan, semua desa di Kabupaten Kutim sudah punya perpustakaan, hanya persoalannya sekarang bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat. iKutim jadi solusinya. Tahun depan, rencananya Pemkab Kutai Timur punya gedung perpustakaan yang lebih representatif dan diluncurkan pada akhir tahun atau bisa jadi awal tahun 2024. Rencana tersebut menjadi salah satu program unggulan Pemkab Kutim dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM), selain diluncurkannya aplikasi perpustakaan digital iKutim. Selanjutnya, beliau mengucapkan selamat atas dilantiknya Pengurus GPMB Kutim yang baru. Harapannya dengan adanya gerakan permasyarakatan minat baca, Kutai Timur selangkah lebih maju kedepan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Syafruddin Pernyata selaku Ketua GPMB Kaltim menjelaskan, GPMB itu lahir pada tahun 2001 di Jakarta dan sekarang ini sudah ada di seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan, GPMB untuk di Kaltim sendiri tinggal Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang belum ada. Lebih jauh, beliau menambahkan dalam isi naskah pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dinyatakan bahwa sesungguhnya negara ini didirikan tujuan yang berjumlah empat. Dua di antara empat tujuan tersebut adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, GPMB memanifestasikan secara strategis dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Sekarang ini secara serentak pada tingkatan nasional, sudah dikumandangkan satu desa memiliki satu GPMB. Sementara itu, Syafranudin selaku Kadis Perpustakaan Provinsi Kaltim dalam sambutannya juga mengatakan, saat ini perpustakaan telah berubah secara sistem pelayanan. Sekarang ini sistem pelayanan perpustakaan bukan hanya memakai sistem lawas yaitu konvensional, tetapi sudah mulai bertranformasi dengan sistem yang sudah mandiri dan digital melalui aplikasi iKutim. Menurut Ivan (nama panggilan Syafranudin), suatu perpustakaan harus mempunyai sarana dan prasarana ruang perpustakaan, sehingga pemustaka bisa lebih betah dan nyaman ketika sedang membaca buku. Ruangan yang bagus akan memberikan kenyamanan bagi siapa saja yang datang berkunjung untuk membaca buku. Selain itu harus ada kenyamanan perpustakaan, juga harus dibarengi dengan jumlah koleksi jenis buku yang banyak dan beragam judul. Lebih lanjut Syafranudin mengatakan, pada tahun ini juga Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim akan memberikan bantuan buku-buku bacaan untuk desa Swarga Bara dan Sangatta Selatan dengan membangun pojok baca. Alasan disebut pojok baca karena jumlah buku yang siap dibagikan sejumlah 5 ribuan eksemplar. Nurul Mutia Karim selaku Ketua GPMB Kutai Timur mengutarakan, bahwa pengurus GPMB Kutim terdiri dari berbagai elemen profesi, ada guru, pegawai pemerintah negeri maupun swasta, mahasiswa, jurnalis, pustakawan, komunitas penulis, seniman, penggiat literasi, kampung dongeng, kampung literasi akar pakis dan lain-lain. Akhirnya pada hari di mana diluncurkannya aplikasi iKutim, GPMB Kutim juga telah resmi dilantik dan siap bergerak untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Kutai Timur. Lebih lanjut, beliau juga menambahkan bahwa GPMB Kutim saat ini sedang melakukan pemetaan secara sederhana, terkait jumlah perpustakaan yang ada di Kutai Timur serta perpustakaan yang dikelola masyarakat. Ditambah juga sedang menyusun renstra sederhana sebagai landasan kerja GPMB Kutai Timur minimal sampai akhir kepengurusan pada tahun 2025. Aplikasi iKutim bisa didownload secara gratis, maka kapan saja di mana saja, pemustaka bisa membaca dan meminjam buku yang sudah di dalam perpustakaan digital ini melalui handphone. Hanya dengan menggunakan handphone, email pemustaka dan password sudah bisa login untuk membaca dan meminjam buku-buku yang ada dengan gratis. Langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi perpustakaan digital iKutim ini diawali dengan download iKutim di google playstore. Kedua, registrasi menggunakan akun email kemudian ikuti langkah selanjutnya. Ketiga, kamu bisa menikmati membaca buku bacaan iKutim dan siap digunakan. Ada 1000 judul buku yang tersedia di aplikasi iKutim. Pemustaka hanya dapat membaca buku digital yang telah dipinjam tersebut sesuai dengan tenggat waktu peminjaman yang ada pada aplikasi, sehingga tidak merepotkan kapasitas ruang penyimpanan pada smartphone pemustaka. Nah, ketika tenggat waktu peminjaman sudah habis, buku digital tersebut tidak bisa dibaca lagi, pemustaka harus melakukan peminjaman ulang dalam aplikasi iKutim. Acara launching iKutim menjadi momentum yang sangat tepat untuk memperkenalkan iKutim kepada seluruh masyarakat Kutai timur. iKutim sudah sering kali disosialisasikan setiap ada kegiatan, hanya saja launching ini semacam acara ceremonial peresmian puncak untuk menumbuhkembangkan kembali minat membaca masyarakat. Untuk masyarakat Kabupaten Kutai Timur dan sekitarnya, ayo unduh aplikasi perpustakaan digital iKutim! Supaya lebih memudahkan Sahabat Literasi, maka segera download langsung di Play Store, dan akses versi dekstop di https://ikutim.moco.co.id/ ya.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kembali menyelenggarakan kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) Nasional pada 5-6 Desember 2022 di Hotel Vasa, Surabaya, Jawa Timur. Peer Learning Meeting merupakan kegiatan sharing knowledge dan berbagi pengalaman dalam program transformasi perpustakaan. Tahun ini, PLM mengambil tema “Gerakan Kolaborasi & Sinergi untuk Penguatan Literasi Masyarakat Berkelanjutan”. Sebanyak 33 provinsi, 315 kabupaten/kota, dan 275 perpustakaan desa mitra program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Acara ini mengundang Gubernur Provinsi Jawa Timur, anggota Komisi X DPR RI, Bappenas, Dinas Perpustakaan Kabupaten/Kota, pejabat struktural dan fungsional Perpustakaan Nasional, serta Konsultan Pendamping Program Transformasi Berbasis Inklusi. PLM Nasional merupakan salah satu tahapan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Program TPBIS merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. Di era informasi, perpustakaan, sebagai penyedia layanan yang membuka akses masyarakat pada pengetahuan. Program TPBIS mendorong perpustakaan untuk menjadi sarana reproduksi pengetahuan ke dalam aksi nyata yang mensejahterakan. Jutaan orang telah merasakan manfaat dari perpustakaan baik di provinsi, kabupaten/kota, maupun desa/kelurahan sehingga menjadi bagian dari program prioritas nasional yang tercantum dalam RPJMN tahun 2020-2024. Implementasi program dilakukan dengan menjalankan tiga strategi utama yakni peningkatan layanan informasi, pelibatan masyarakat, dan advokasi. Di samping itu, program transformasi perpustakaan juga mendorong keberlanjutan dan kemandirian perpustakaan melalui replikasi mandiri. Tercatat hingga tahun 2022 sudah 10 provinsi di 65 kabupaten/kota dan 1.122 desa/kelurahan telah melakukan replikasi mandiri. Pada tahun 2022 ini, perpustakaan juga melakukan evaluasi program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tahun 2020-2021. Hasil dari evaluasi tersebut menyatakan program ini dinilai efektif dilihat dari beberapa hasil di bawah ini: Skor efektivitas program adalah 4,09 (Skala 1-5) yang termasuk dalam kategori baik, dengan skor dimasing-masing variabel efektivitas yaitu Ketepatan Sasaran: 3.98; Sosialisasi & Pemahaman Program: 4.26, Pencapaian Tujuan Program: 4.05, dan Pemantauan Program: 4.07. Dari hasil evaluasi program dinyatakan bahwa program memberi manfaat lebih besar dari pada biaya program. Total benefit program di tahun 2020-2021 sebesar Rp 573.206.806.265,00 (Lima ratus tujuh puluh tiga milyar dua ratus enam juta delapan ratus enam ribu dua ratus enam puluh lima rupiah). PLM Nasional 2022 mengagendakan update capaian/keberhasilan TPBIS dari perpustakaan mitra program, testimoni atau success story dari para penerima manfaat layanan perpustakaan, sharing class (kelas berbagi) topik-topik yang relevan dengan transfomasi perpustakaan, hingga pameran produk industri rumah tangga mau pun UMKM hasil belajar di perpustakaan sebagai showcase bahwa perpustakaan berkontribusi nyata dalam pengembangan ekonomiserta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kegiatan ini juga ada pemberian apresiasi kepada perpustakaan mitra program yang berprestasi . Selain diselenggarakan secara onsite, PLM 2022 juga menyediakan fasilitas Zoom meeting terbuka bagi mitra PerpuSeru dan TPBIS berkapasitas 1.000 peserta. Sumber : https://www.republika.co.id/berita/rmm524459/peer-learning-meeting-nasional-2022-gerakan-kolaborasi-sinergi-untuk-penguatan-literasi
Sangatta- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Kutai Timur, terus berupaya memberikan kemudahan dan pelayanan yang maksimal guna memajukan dunia literasi di Kutai Timur, hal tersebut diwujudkan melalui aplikasi bernama IKutim yakni perpustakaan digital yang menyimpan lebih dari 1000 judul buku. Pustakawan Dispusip Kutim, Neviga menyampaikan bahwa saat ini warga Kutai Timur dapat langsung menginstal aplikasi bernama Ikutim untuk dapat meninkmati layanan perpustakaan digital guna membantu peningkatan literasi yang ada di Kutai Timur. “Ada 1000 judul buku yang tersedia, kita pinjam dengan cara mendownload di aplikasi, nanti hanya bisa dibaca diaplikasi,” Ucap Neviga saat ditemui KabarEtam.com, dalam Pameran Pembangunan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kutai Timur ke 23 Tahun, yang berlangsung di Graha Ekspo, Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi Sangatta. Kamis, (13/10/22). Selanjutnya Neviga menyampaikan bahwa pengguna hanya dapat membaca buku digital tersebut sesuai dengan waktu peminjaman yang ada pada aplikasi, sehingga tidak merepotkan kapasitas ruang penyimpanan pada smartphone pengguna. “Nah ketika waktu peminjaman habis, buku tersebut tidak bisa dibaca lagi, pengguna harus melakukan peminjaman ulang dalam aplikasi,” Ungkapnya. Selanjutnya Pustakawan yang bertugas menjaga stand Dispusip di graha expo peringatan HUT Kutim tersebut, juga menyampaikan bahwa aplikasi Ikutim sendiri baru akan di launching bulan depan, sebagai bentuk dari peningkatan budaya literasi yang ada di Kutai Timur. “launching akan dilakukan bulan november, tapi untuk aplikasinya sudah bisa digunakan sekarang, sudah tersedia di play store.” Tutupnya (Er/ADV/KE) https://kabaretam.com/2022/10/14/perpustakaan-digital-dinas-perpustakaan-dan-kearsipan-kutim-siapkan-1000-judul-buku-gratis/